A. PENDAHULUAN
Manusia adalah materi, sesungguhnya Allah SWT telah meniupkan ruh pada manusia. Ruh sendiri adalah rahasia kehidupan (nyawa) pada diri manusia. Allah SWT kemudian memberikan potensi kehidupan pada manusia yang terdiri, naluri-naluri (insting), kebutuhan jasmani, dan akal.
Manusia mendapatkan pengetahuan-pengetahuannya melalui jalan indranya. Dua indera yang terpenting untuk mendapatkan pengetahuan-pengetahuan tersebut adalah indera pendengaran dan indera penglihatan. Penglihatan dan pendengaran adalah indera yang dengan keduanya manusia dapat menerima mayoritas pemikirannya kalau tidak semua pemikirannya.
Bashrah, sebuah kota di negeri Irak, merupakan tempat kelahiran pertama bagi tasawuf dan sufi. Yang mana (dimasa tabi’in) sebagian dari ahli ibadah Bashrah mulai berlebihan dalam ibadah, zuhud dan wara terhadap dunia (dengan cara yang belum pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW) hingga akhirnya mereka memilih untuk mengenakan pakaian yang terbuat dari bulu domba. Meski kelompok ini tidak mewajibkan tarekatnya dengan pakaian semacam itu, namun atas dasar inilah mereka disebut dengan “Sufi” sebagai nisbat kepada Shuuf.
Kata Sufi belum dikenal pada zaman Rasulullah SAW, para sahabatnya dan kaum tabi’in (generasi setelah sahabat). Kemudian setelahitu datang sekelompok orang Zuhud (orang yang tidak terlalu memperhatikan dunia) yang menggunakan Shuf (baju dari kulit domba), maka mereka pun dikenal dengan nama ini. Pendapat lain mengatakan bahwa istilah ini diambil dari kata Shufiya yang merupakan bahasa Yunani yang berarti hikmah. Pendapat lain mengatakan bahwa istilah ini diambil dari kota Ash-Shafaa’ (jernih dan suci) sebagaimana yang dikira oleh sebagian orang, namun pendapat ini bathil dan salah.
Berdasarkan pemikiran-pemikiran diatas maka sebagai umat islam kita perlu mengkaji tentang bagaimana pandangan islam tentang sufi. Itulah sebabnya Pemuda dan Remaja Islam Mesjid Al Markaz Al Islami Jend. M. Jusuf menggagas sebuah event yang bertajuk tentang “Sufi menurut Islam” dalam kompetisi Islamic Telling Story Contest.
B. NAMA KEGIATAN
Adapun kegiatan ini adalah “Islamic Telling Story Contenst”.
C. TEMA KEGIATAN
Adapun tema untuk kegiatan ini adalah “Sufi Menurut Islam”.
D. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
HARI / TANGGAL : Minggu-Senin / 10-11 JULI 2011
TEMPAT/WAKTU : Aula Mesjid Al-Markaz Al Islami Jend. M. Jusuf
Pukul 08.00 – selesai
E. TUJUAN KEGIATAN
Terciptanya umat muslim yang memiliki kemampuan dalam menghadapi tantangan hidup dengan lebih tangguh.
F. MATERI
Adapun materi pidato / telling story hendaknya memuat hal-hal sebagai berikut :
1. Pandangan Islam mengenai Sufi
2. Sejarah tentang sufi dan tasawuf
3. Menggali dan belajar nilai-nilai keislaman melalui pengalaman para sahabat dan cendikiawan muslim
4. Perbedaan dalam islam
G. METODE KEGIATAN
Adapun metode kegiatan ini adalah peserta diharapkan memaparkan materinya dalam waktu 10 menit didepan umum dan akan dinilai oleh juri.
H. PESERTA DAN PERSYARATAN
- Tingkat SD, SMP, SMA, Universitas dan umum se-Kota Makassar, masing-masing tingkat mengutus 2 orang wakilnya.
- Syarat-syarat :
Mengisi formulir pendaftaran terlampir
I. SUMBER DANA DAN ANGGARAN BIAYA
Adapun pendanaan kegiatan ini bersumber dari :
a. Kas BPH Pemuda Olahraga dan Seni
b. Donatur alumni pemuda
c. Instansi Pemerintah dan Swasta
d. Bantuan lainnya yang halal dan tidak mengikat
J. PANITIA KEGIATAN
Terlampir.
K. PENUTUP
Demikianlah proposal ini kami buat sebagai gambaran kegiatan yang dilaksanakan dan kerangka acuan bagi pihak-pihak yang turut mendukung dan berpartisipasi dalam kegiatan. Semoga Allah SWT berkenan melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua. Atas perhatian dan bantuannya tidak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Makassar, 8 Juni 2011
PANITIA PELAKSANA
“ISLAMIC TELLING STORY CONTEST”
PEMUDA DAN REMAJA ISLAM
MASJID AL MARKAZ AL ISLAMI JEND. M. JUSUF
IMAM WAHYUDI L A S I N R A N G
KETUA SEKRETARIS
Mengetahui,
PENGURUS PRIMA AL MARKAZ
HILAL, S.Si, Apr
KETUA